Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Kelayakan Sebuah Bangunan Menjadi Cagar Budaya (Studi Kasus:Dinas Kebudayaan Kota Medan)

Authors

  • Nidia Sutrikanti Universitas Budi Darma, MEdan

Abstract

Saat ini masih terdapat beberapa bangunan tua yang memiliki nilai sejarah tetapi masih terbengkalai dan tidak terawat karena status nya yang hanya bangunan biasa. Bangunan-bangunan bersejarah tersebut harus dijadikan cagar budaya agar dapat dilestarikan dan dirawat agar keberadaannya tidak hilang dan terlupakan oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu dilakukanlah pemilihan kelayakan bangunan menjadi cagar budaya menggunakan metode Fuzzy Tsukamoto agar dapat membantu Dinas Kebudayaan Kota Medan dalam melakukan pemilihan bangunan-bangunan yang layak menjadi cagar budaya. agar bangunan-bangunan tua tersebut tidak hilang karena perkembangan zaman. Dari pemilihan kelayakan sebuah bangunan menjadi cagar budaya tersebut maka akan menghasilkan bangunan-bangunan mana saja yang layak dijadikan cagar budaya dan bangunan itu akan berada di bawah perlindungan pemerintah untuk dirawat dan dilestariakn keberadaannya.

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Fuzzy Tsukamoto, Cagar Budaya

Author Biography

Nidia Sutrikanti, Universitas Budi Darma, MEdan

Program Studi Teknik Informatika

References

Dinas Kebudayaan Kota Medan, “Kriteria Kelayakan Sebuah Bangunan Menjadi Cagar Budaya.â€

J. Ilmiah and I. Komputa, “Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika ( KOMPUTA ),†vol. 2, no. 2, 2013.

Y. Hasan and S. S. Morton, “Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process Dalam Menentukan Kelayakan Guru Penerima Umrah,†vol. 3, no. 1, pp. 81–88, 2018.

“UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG,†pp. 1–53.

C. Journal and Y. Primadasa, “Fuzzy Inference System Tsukamoto Penentuan Nilai Reward yang Diterima Karyawan,†vol. 4, no. 2, pp. 106–116, 2017.

Downloads

Published

2020-08-30